Monthly Archives: January 2014

Bedah Buku

Pemberdayaan perempuan

tidak dapat dipisahkan dari konsep umum pemberdayaan masyarakat . Beberapa nuansa pemberdayaan, Keadilan adalah elemen dan tujuan utama dari pemberdayaan ini .
Aspek partisipatif dan adil meliputi

( 1 ) memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan pelayanan sosial

( 2 ) tentang hak-hak dasar

( 3 ) mengembangkan kesamaan

( 4 ) menguntungkan

( 5 ) sehubungan dengan keinginan atau kebutuhan individu untuk berkontribusi untuk kebaikan bersama

( 6 ) memanfaatkan secara optimal adil tetapi apa yang telah diciptakan di dunia ini

( 7 ) lebih dari karakter moral hukum

( 8 ) berkaitan erat dengan kebutuhan manusia pada khususnya.

Penguatan perempuan dalam berbagai bentuk kehidupan sosial , ekonomi , dan politik yang didasarkan pada hubungan antara privasi dan aturan dan peraturan masyarakat . (Sumber : Situs Web Kalyanamitra – 14 Mei 2007 )
Mengapa wanita diberdayakan ?

1 . Karena perempuan memiliki minat yang sama dengan laki-laki dalam pembangunan , dan juga pengguna dari gedung, yang memiliki hak yang sama dengan laki-laki .
2 . Perempuan memiliki minat khusus di alam untuk perempuan itu sendiri dan anak-anak . Seperti dalam kehidupan sehari-hari peran perempuan tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh laki-laki , misalnya dalam rumah tangga .
3 . Memberdayakan dan melibatkan perempuan dalam pembangunan , secara tidak langsung juga akan memberdayakan dan mengirimkan semangat yang positif untuk generasi muda , yang umumnya dalam kehidupan sehari-hari sangat erat dengan sosok ibu , wanita yang merawat mereka .
4 . Perempuan memiliki potensi tersembunyi yang tidak kalah dengan laki-laki , bisa jadi dalam hal motivasi , semangat , semangat juang dan kebutuhan untuk bergerak maju .
5 . Perempuan relatif lebih fleksibel , lebih fleksibel dan lebih mudah menerima daripada laki-laki tetapi biasanya tidak dalam hal emosi dikendalikan .
6 . Potensi perempuan untuk melakukan berbagai kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga , dan lebih luas lagi ekonomi nasional , apalagi potensi penyebaran di berbagai bidang dan sektor . Potensi perempuan perlu ditingkatkan atau setidaknya mengurangi penyebab mengapa perempuan maju dalam karir sulit bagi perempuan kerja keras dan meneruskan usahanya bagi perempuan pengusaha .

Sementara itu, salah satu upaya dalam memberdayakan sumber daya manusia , khususnya perempuan , adalah melalui budidaya dan penguatan semangat dan praktek kewirausahaan . Secara umum, karakteristik dan temperamen dari seorang pengusaha adalah ( Kartini , 2001) :
1 . Memiliki keyakinan dan optimis
2 . Berorientasi pada hasil dan bekerja
3 . Berani mengambil risiko dengan perhitungan yang jelas
4 . Ia memiliki jiwa dan sikap kepemimpinan
5 . Memiliki kemampuan kreatif dan inovatif
6 . Berorientasi ke masa depan

 

Credit Union

Pertumbuhan dan perkembangan Lembaga Keuangan Mikro ( LKM ) di Indonesia , banyak terinspirasi oleh keberhasilan Muhammad Yunus dalam pengembangan LKM di Bangladesh yang terkenal Grameen Bank ( GB ) . Banyak orang melihat model Grameen Bank sebagai model pendekatan yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan .
Bagi Indonesia , keuangan mikro bukanlah hal baru . Dikelola oleh Lembaga Keuangan Mikro sudah berkembang sejak lama dan telah menjadi subjek ahli dan praktisi ekonomi sosial . Diskusi Momentum Lembaga Keuangan Mikro selalu dikaitkan dengan upaya pengentasan kemiskinan . Menurut definisi yang digunakan dalam KTT Kredit Mikro ( 1997) dalam Wijono ( 2004) , program pinjaman kredit mikro adalah sejumlah kecil kepada orang miskin untuk membiayai kegiatan produktif yang ia lakukan sendiri untuk menghasilkan pendapatan , yang memungkinkan mereka untuk merawat diri dan keluarga mereka .

Belajar dari keberhasilan pengelolaan Credit Union secara umum untuk diterapkan dalam membangun serikat kredit adalah sektor pertanian pada dasarnya hanya dapat dilakukan dengan mengaokomodasi beberapa pola yang telah dikembangkan untuk membuat penyesuaian yang berkaitan dengan pertanian seperti karakteristik sebagai berikut :
1 . pendekatan kelompok
2 . Ekspansi kredit target pengguna
3 . Pemilihan calon pengguna kredit
4 . Volume batas kredit
5 . Tingkat bunga pinjaman
6 . pembayaran hipotek
7 . Mentoring dan monitoring
8 . latihan

Keberadaan Credit Union
Hasil identifikasi di lapangan ada beberapa temuan bahwa ada tiga kategori Lembaga Keuangan Mikro ( LKM ) tumbuh , LKM perbankan , koperasi dan LKM LKM non – Bank tidak kooperatif . Masing – masing LKM menerapkan skema pinjaman yang berbeda . Bank LKM pola operasional mengikuti pendekatan perbankan konvensional , lembaga keuangan mikro koperasi menerapkan pola simpan pinjam sedangkan LKM bukan Bank Koperasi pola yang tidak operasional bervariasi .
Salah satu bentuk non – Bank LKM tidak tercermin dalam Koperasi Credit Union . Manajemen keuangan oleh Uni Credit pada dasarnya merupakan bentuk manajemen keuangan dengan sistem bergulir . Modal yang digunakan berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat . Dalam faktual , credit union layanan di Kalimantan telah menunjukkan keberhasilan , ditandai oleh beberapa indikator , dan beberapa perubahan seperti peningkatan partisipasi pendidikan anak – anak , peningkatan pendapatan dan aset rumah tangga meningkat .

sumber

zzati Amperaningrum , Mohammad Abdul Mukhyi
izzati@staff.gunadarma.ac.id ; mukhyi@staff.gunadarma.ac.id
Facultiy Ekonomi , Universitas Gunadarma , Jakarta

MOTIVASI

terkadang kita merasa apa yang kita tidak punya,untuk lebih indah dari yang kita punya,padahal jangan-jangan kita punya sama indahnya,bahkan lebih dari yang kita duga,terkadang kita melihat orang lain begitu hebat dan kita pun menjadi minder dibuatnya,itu merupakan presepsi yang salah,karna sesungguhnya tuhan itu menciptakan semua manausia sama mempunyai akal,maka dari itu tidak perlu kita merasa tidak pantas diantara orang-orang hebat,justru kita harus tunjukan bahwa kita setara bahkan bisa lebih dari dia,tunjukan dengan prestasi yg gemilang dan tanamkan pada diri bahwa “AKU BISA” dengan kerja keras pasti semua tercapai,